Bupati Parigi Moutong Marah, Tambang Ilegal Sipayo Harus Tutup Total!

Fayruz
Bupati Parigi Moutong, Erwin Burase.(Foto : Ist)

PARIGI, EQUATORNEWS — Amarah Bupati Parigi Moutong, Erwin Burase, meledak setelah mengetahui dari salah seorang jurnalis, jika aktivitas Pertambangan Tanpa Izin (PETI) di Desa Sipayo, Kecamatan Sidoan, kembali beroperasi. Padahal sebelumnya, pemerintah memastikan seluruh kegiatan tambang ilegal di wilayah itu telah dihentikan.

“Saya kira sudah ditutup. Yang saya tahu, waktu ditangkap beberapa alat berat ekskavator, sudah tidak ada lagi yang beroperasi. Kalau memang masih buka, saya akan tinjau kembali,” ujar Erwin kepada sejumlah wartawan saat meninjau kegiatan normalisasi sungai di Desa Kayuboko, Selasa (14/10/2025).

Erwin menyebutkan, jika dirinya telah memerintahkan Camat Sidoan untuk berkoordinasi dengan aparat penegak hukum (APH) dan masyarakat, agar lokasi tambang ilegal di Sipayo ditutup total.

“Saya sudah sampaikan kepada camat untuk berkoordinasi dengan APH menutup lokasi PETI itu. Camat akan turun bersama masyarakat,” tegasnya.

Lebih jauh, Bupati mengaku belum menerima laporan lengkap mengenai dampak lingkungan yang ditimbulkan. Aktivitas tambang disebut telah mengeruk kawasan Gunung Porerang, yang aliran airnya bermuara hingga ke wilayah Tonggolobibi, Kabupaten Donggala.

“Kalau sampai lintas daerah terdampak, ini sudah bahaya. Setelah Kayuboko, saya akan tindaklanjuti Sipayo,” ujar Erwin dengan nada tegas.

Instruksi Tegas: Camat Sidoan Bergerak

Camat Sidoan, Muamar, SH, membenarkan pihaknya telah menerima instruksi langsung dari Bupati Parigi Moutong untuk segera menindaklanjuti penutupan aktivitas PETI di Sipayo. Perintah tersebut, katanya, telah dituangkan dalam surat resmi yang juga ditujukan kepada seluruh camat dan kepala desa di Kabupaten Parigi Moutong.

“Langkah-langkah sudah kami lakukan. Kami juga sudah undang para pemilik alat berat untuk rapat. Dari beberapa yang diundang, hanya satu yang hadir,” jelas Muamar saat dikonfirmasi Rabu (22/10/2025).

Ia menegaskan, jika dalam waktu satu minggu setelah pertemuan para pelaku tambang masih membandel, maka pihaknya bersama masyarakat akan turun langsung menertibkan lokasi PETI.

“Kami sebagai Tripika akan duduk bersama masyarakat membahas plus minusnya tambang emas ini. Kalau lebih banyak mudaratnya, pasti kami tutup. Tapi kalau mau beroperasi, harus lewat izin resmi. Yang ilegal, meski manual, tetap PETI dan akan kami hentikan,” tandasnya.

FAYRUZ

Bagika Berita :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *