PARIGI, EQUATORNEWS – Pertemuan Perintis Palapi dan Tadulako Parigi Mpu’u di Grup F Bupati Cup Liga 4 Indonesia 2025–2026 menjadi panggung ketegangan yang menari sejak peluit pertama. Babak awal berakhir tanpa gol, meski Tadulako memiliki empat peluang emas. Semua terhenti di tangan Fahril, kiper Perintis yang sore itu berdiri tegak seperti dinding cahaya, menggagalkan setiap upaya yang datang bertubi-tubi.
Memasuki babak kedua, permainan berubah warna. Ariel Firmansyah memecah kebuntuan lewat tendangan bebas indah pada menit ke-41, bola melengkung menghujam sudut kanan gawang yang dijaga Ferdiansyah. Keunggulan itu kemudian digandakan oleh Kevin pada menit ke-50, membuat Perintis Palapi melangkah lebih percaya diri.
Tertinggal dua gol, Tadulako merombak strategi. Coach Dayat menghidupkan kembali tempo serangan dan hasilnya tiba pada menit ke-65 ketika Muhammad Ballo Akbar mengeksekusi penalti dengan dingin. Energi Tadulako membuncah, hingga Ballo kembali menorehkan gol pada menit ke-76, menyamakan kedudukan menjadi 2–2 dan membuat laga kembali menjadi tarian yang sulit diprediksi.
Kedua tim mempersembahkan sepak bola yang rapi, cepat, dan nyaman dipandang. Umpan-umpan pendek pendek, ritmis, dan sabar, menghidupkan sore di lapangan itu seperti sebuah orkestra kecil.
Pada akhirnya, meski pertandingan berakhir imbang, Tadulako Parigi Mpu’u berhak memuncaki Grup F berkat keunggulan agregat gol. Perintis Palapi pun tetap melangkah ke babak knockout sebagai runner up, membawa harapan yang belum padam.
Di balik skor dan strategi, pertandingan ini menegaskan satu hal. Bahwa di lapangan, perjuangan tak selalu soal menang, tetapi tentang bagaimana kedua tim menjaga jiwa permainan tetap menyala.
FAYRUZ










