PARIGI, EQUATORNEWS — Sore yang tenang di lapangan Harimau Baliara mendadak menjadi panggung pertempuran terbuka. Tuan rumah yang datang tanpa sejumlah pemain senior, bahkan tak didampingi pelatih kepala Coach Azis Doank, memilih menurunkan wajah-wajah muda. Namun ketiadaan pengalaman tidak menyurutkan keberanian. Justru permainan cantik mengalir dari kaki ke kaki, seakan ingin membuktikan bahwa usia kadang tak lebih dari angka yang lewat begitu saja.
Harimau tampil berani sejak menit awal. Gemuruh suporter pecah ketika sang kapten, Adi, melepaskan tendangan first time keras dari luar kotak penalti. Bola melesat deras, dan tuan rumah memimpin lebih dulu. Sebuah awal yang menggetarkan, seolah memberi isyarat bahwa malam akan panjang.
Namun hanya semenit berselang, Banteng Olaya membalas dengan kesempurnaan yang tidak kalah puitis. Isafril, sang playmaker, mengeksekusi tendangan bebas menghujam sudut gawang. Kedudukan kembali setara, dan tensi pertandingan naik ke titik yang tak lagi ramah bagi detak jantung.
Olaya kemudian mengambil alih kendali laga. Pada menit ke-24, Ahmad Fathir menyentuh bola tipis namun pasti, mengubah angka menjadi dua satu. Babak pertama pun ditutup dengan keunggulan tim tamu, meski ritme permainan terus mengalir cepat seperti hujan ide di padang terbuka.
Paruh kedua menjadi pesta gol. Banteng Olaya kembali membuka tabir lewat Rizaldi pada menit ke-51, lalu Ferdiansyah menambahkan bara selang empat menit berikutnya. Olaya seakan menemukan jalan sendiri, menyisakan gurat lelah di pertahanan Baliara.
Namun tuan rumah bukan tanpa perlawanan. Rikan memperkecil jarak pada menit ke-53, disusul gol pemain pengganti, Muhammad Rizki, pada menit ke-78. Sorak pendukung kembali hidup, meski waktu tak cukup panjang untuk mengejar kejayaan.
Pertandingan berakhir dengan skor 5–3 bagi Banteng Olaya. Kemenangan yang menggetarkan, tetapi tidak memadamkan martabat Harimau Baliara yang malam itu berdiri dengan kepala tegak meski dengan pasukan muda.
Kedua tim tetap memastikan langkah ke fase knock-out, setelah sebelumnya sama-sama memetik kemenangan penuh. Delapan gol ini menjadi catatan baru, bahwa sepak bola bukan sekadar angka, melainkan kisah yang terus ditulis dari satu sore ke sore berikutnya di tanah Parigi Moutong.
FAYRUZ










