Sulawesi Tengah, EQUATORNEWS – Gubernur diwakili Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Rudy Dewanto mengikuti Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bersama TPID Pusat secara Virtual. Bertempat, diruang Teleconverence Kantor Gubernur, Senin (13/2/23)
Turut mendampingi Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan yakni ; Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Sosial, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Perkebunan dan Peternakan, Bulog, BPKP, Kajati, BPS, BI dan Korem 132 Tadulako lingkup Pemprov. Sulteng.
Dalam paparannya, Plt. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS RI M. Habibullah menjelaskan bahwa indikator perubahan harga pada Minggu ke-2 Februari 2023 yang dihitung berdasarkan 20 komoditas makanan yang di perkirakan mengalami kenaikan cukup besar. olehnya, inflasi pada Januari 2023 secara man to man sebesar 0,34 %.
Ada beberapa wilayah Kabupaten/Kota yang mengalami inflasi diantaranya ; Sumatera tepatnya di Kota Gunungsitoli sebesar 1,87 %, Jawa tepatnya di Kota Cirebon sebesar 1,17 %, Kalimantan tepatnya di Kota Singkawang sebesar 0,45 %, Sulawesi tepatnya di Luwuk sebesar 0,74 %, Maluku tepatnya di Kota Sorong sebesar 0,96 % dan Bali tepatnya di Kota Waingapu sebesar 1,16 %.
Indikator perubahan harga pada Februari 2023, secara nasional kenaikan harga tertinggi terjadi di Kota Solok, Sumatera Barat dengan nilai IPH 7,25 %. Sedangkan penurunan harga tertinggi terjadi di Kabupaten Seram bagian barat, Maluku dengan nilai IPH -6,78 %.
Adapun komoditas penyumbang kenaikan harga yakni ; beras menyumbang kenaikan harga di 18 Provinsi, bawang merah di 13 Provinsi dan minyak goreng di 11 Provinsi. Kemudian beras menyumbang harga di 147 Kab/Kota, bawang merah di 130 Kab/Kota dan minyak goreng di 105 Kab/Kota.
“Cabai merah merupakan komoditas yang fluktuasi harganya cukup signifikan selama Minggu ke-2 Februari 2023, terjadi di 101 Kab/Kota dan 11 Provinsi di Indonesia.” Jelasnya
Dalam arahanya, Mendagri Muhammad Tito Karnavian menyampaikan bahwa perkembangan inflasi Indonesia di Januari 2023 relatif lebih rendah dibandingkan Januari di tahun sebelumnya yakni, berada di angka 5,28 %.
“Kita bersyukur, inflasi masih berada di angka 5,28 %, Ini berkat kerjasama antara pusat dan daerah.”kata Mendagri mengawali arahanya
Kemudian, yang masih perlu mendapatkan atensi serius adalah masalah beras, diharapkan adanya intervensi pemerintah melalui beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) dapat bekerja sama dengan Bulog masing-masing daerah sekaligus mengecek harga harian, operasi pasar murah serta memperkuat cadangan pangan.
Selanjutnya, yang perlu diwaspadai adalah cadangan pangan. Karena beras cadangan pemerintah sangat dibawah normal. Kemudian gula pasir dan minyak goreng juga perlu diwaspadai
“2 komoditas yang perlu di jaga dan diwaspadai naik adalah beras dan minyak goreng”pungkas beliau
Ada beberapa komoditas yang perlu diwaspadai yaitu ; beras (beras medium), minyak goreng, (minyak kita), cabai rawit, cabai merah, gula pasir dan tembakau.
Selanjutnya, Mendagri juga meminta kepada seluruh kepala daerah untuk memantau pasokan dan harga beras disamping gerakan tanam cabai dan bawang.
Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan yakni ; mampu mendeteksi terjadinya inflasi, melaksanakan 4 K (ketersediaan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif), memanfaatkan APBD yang ada diantaranya dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebanyak 40 miliar untuk operasi pasar, bazar murah, bantuan sosial, subsidi untuk para petani dan subsidi transportasi transportasi.
Turut hadir : Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama, Kementrian dan Lembaga, TNI, Polri, Gubernur dan Bupati/Walikota Se-Indonesia.
Humas Pemprov Sulteng