PARIGI, EQUATORNEWS – Jika kita jalan – jalan di Kota Parigi, tepat di Jalan Sultan Hasanudin, Kelurahan Maesa, kita akan melihat sebuah bangunan tua berlantai tiga.
Bangunan bergaya eropa tersebut, ternyata adalah bekas kantor Kepolisian Sektor (Polsek Parigi). Bangunan itu sempat 33 tahun digunakan sebagai Kantor Polsek Parigi, tepatnya sejak tahun 1962, hingga tahun 1995.
Menurut Nico Rantung, salah seorang tokoh masyarakat di Kelurahan Maesa Parigi, bagunan mulai digunakan pada tahun 1962. Menurutnya, saat itu Polsek Parigi masih bernama Distrik Kepolisian Parigi, yang dipimpin komandan seorang perwira pertama polisi dengan sebutan Dandis.
” Seingat saya saat peresmian Dandisnya, adalah Letkol D Dali,” tutur Nico Rantung.
Pada masa itu kata Nico sapaan akrabnya, Provinsi Sulawesi Tengah masih bergabung dengan Provinsi Sulawesi Utara, dengan nama Provinsi Sulutteng. Demikian halnya dengan Kepolisian Distrim Parigi, masih dibawah naungan Polda Sulutteng, Korak Sulteng (Sekarang Polwil), dan Kores Donggala (Sekarang Polres).
Lebih lanjut kata Nico sapaan akrabnya, bangunan polsek itu dibangun dengan dana swadaya masyarakat. Yang kata dia, warga Parigi saat itu sengaja membangun kantor polsek cukup besar, yang memang dipersiapkan untuk menjadi Kantor Polres Parigi jika nantinya ditetapkan sebagai kabupaten.
” Jadi visi tentang pembentukan Kabupaten Parigi yang terpisah dari Kabupaten Donggala, sudah mengemuka sejak tahun 1962,” ungkapnya.
Sehingga menurutnya, kantor lama Polsek Parigi perlu dirawat dan dijadikan monumen, karena wacana pembentukan Parigi Moutong, telah diawali dari niat pembangunannya.
Saat ini, kawasan di sekitar kantor polsek lama telah dijadikan asrama Polres Parigi Moutong. Sedangkan Kantor Polsek Parigi sejak tahun 1995, atau setahun sejak Pembentukan Polda Sulteng, telah pindah ke Jalan Magau Janggo, Kelurahan Masigi, Kecamatan Parigi.
FAYRUZ