Seragam Baru Harapan Baru, Menakar Kesiapan Pemda Parigi Moutong untuk Program 100 Hari !

Fayruz
Foto Ilustrasi by Google

EQUATORNEWS – Parigi Moutong
Mulai Senin, 14 Juli 2025, anak-anak di Parigi Moutong resmi memasuki tahun ajaran baru. Di banyak sekolah dasar dan menengah pertama, nantinya akan ada barisan siswa tampak rapi, sebagian di antaranya dengan seragam baru, yang dibagikan gratis oleh pemerintah daerah. Program ini merupakan salah satu janji utama 100 hari kerja Bupati, dan Wakil Bupati hasil Pilkada Parigi Moutong terakhir, yakni Erwin Burase dan Abdul Sahid

Oleh : Redaksi EquatorNews

Namun di balik rencana distribusi simbolik ribuan potong kain itu, tersimpan pertanyaan penting, sudah seberapa siap Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong dalam merealisasikan program ini secara utuh dan tepat sasaran?

Gebrakan Populis, Sambutan Hangat

Program pembagian seragam sekolah gratis untuk 15.400 siswa SD dan SMP disambut hangat oleh banyak pihak. Di tengah naiknya biaya hidup dan ketimpangan akses pendidikan, kehadiran bantuan seragam dianggap meringankan beban ekonomi masyarakat bawah.

“Biasanya saya harus menabung dari bulan Mei untuk beli seragam. Tahun ini Alhamdulillah dibantu,” kata Rini, seorang ibu rumah tangga dari Kelurahan Bantaya, Kecamatan Parigi.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mencatat bahwa distribusi tahap pertama sebanyak 3.000 pasang seragam telah dilakukan menjelang tahun ajaran baru, menyasar siswa baru di sejumlah kecamatan.

Masuk Sekolah, Tapi Belum Semua Punya Seragam

Meski sudah akan memasuki hari pertama sekolah, sejumlah siswa di daerah terpencil seperti Moutong, Tomini, Palasa, dan Tinombo, hingga kini belum mendapatkan seragam. Beberapa kepala sekolah mengaku belum menerima juknis (petunjuk teknis) resmi terkait mekanisme pendistribusian tahap selanjutnya.

“Kami masih tunggu instruksi tertulis dari dinas. Baru sebagian siswa kami yang dapat,” ujar salah satu kepala sekolah dasar negeri di bagian utara kabupaten.

Pertanyaan publik pun mulai mencuat: apakah program ini benar-benar siap dijalankan dengan skala besar dalam tenggat 100 hari kerja? Atau nanti hanya aka. berhenti pada seremoni peluncuran awal?

Anggaran Ada, Tapi Transparansi Perlu Dijaga

DPRD Parigi Moutong melalui Komisi IV telah menyatakan dukungan dan menyetujui alokasi anggaran sekitar Rp 3 miliar untuk pelaksanaan program ini. Namun sejauh ini, belum ada laporan resmi terbuka yang menunjukkan progres distribusi dan pengawasan penggunaan anggaran.

Aktivis pendidikan Parigi Moutong, Hartono Taharuddin SH MH, menilai Pemda perlu membentuk dashboard pelaporan publik yang bisa diakses sekolah dan masyarakat.

“Kalau program ini mau dipercaya, harus transparan. Masyarakat perlu tahu siapa yang menerima, berapa yang sudah disalurkan, dan kapan selesai,” tegasnya.

Janji Boleh Dibuat, Tapi Realisasi yang Diingat

Seragam memang hanya sehelai kain warna warni. Tapi bagi sebagian besar rakyat kecil di Parigi Moutong, ia adalah simbol hadirnya negara dalam kehidupan sehari-hari. Pemerintah yang menjanjikan seragam gratis bukan hanya menjahit baju, tetapi juga “menjahit” harapan.

Kini, seiring tahun ajaran baru dimulai, tantangan semakin nyata. Distribusi yang belum merata, juknis yang belum sepenuhnya turun, serta potensi penumpukan pekerjaan di akhir masa 100 hari menjadi catatan penting.

Jika tak dikelola dengan baik, program yang sejatinya mulia ini bisa berubah menjadi bumerang politik.

Penutup: Di Pundak Anak-anak, Pemerintah Diukur

Senin 14 Juli, barisan siswa akan kembali memenuhi ruang kelas. Nantinya ,sebagian memakai seragam baru, sebagian lainnya masih mengenakan pakaian lama—lusuh, bahkan kekecilan. Pemerintah kini dituntut membuktikan: apakah program ini akan menjadi langkah nyata menuju pendidikan yang lebih layak, atau hanya sebatas janji populis dalam masa bulan madu kekuasaan.

Satu hal yang pasti, Anak-anak tak butuh janji besar. Mereka hanya ingin belajar dengan tenang dan berpakaian yang layak .

Bagika Berita :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *