Ancaman Lapor Presiden dari Anleg Provinsi Dianggap Gertak Sambal, PETI di Parigi Moutong Terus “Tancap Gas”

Fayruz
Ilustrasi PETI. (Foto : Google)

PARIGI, EQUATORNEWS – Anjing menggonggong kafilah berlalu, mungkin pepatah kuno tersebut pantas disematkan kepada aktivitas Pertambangan Tanpa Izin (PETI) di Kabupaten Parigi Moutong.

Betapa tidak, meski ada ancaman dari sejumlah Anggota DPRD (Anleg) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) asal Daerah Pemilihan (Dapil) Parigi Moutong, untuk melaporkan kegiatan haram itu ke Presiden RI, bukannya takut, para pelaku PETI di beberapa titik di kabupaten yang dikenal sebagai lumbung beras itu, justru semakin menjadi – jadi.

Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Parigi Moutong, kegiatan PETI masih terus berlangsung di Desa Silutung, Kecamatan Tinombo Selatan, Desa Karya Mandiri Kecamatan Ongka Malino, Desa Taopa Utara Kecamatan Taopa, Desa Tirta Nagaya Kecamatan Bolano Lambunu, dan Desa Lobu Kecamatan Moutong.

” Kalau di Desa Silutung, mereka tidak menggunakan alat berat, hanya menggunakan water jet penyemprot air. Pasca demo menolak tambang di Taopa, laporan yang kami terima, hanya sebagian alat berat yang turun gunung, sebagian masih stand by di lokasi,” ungkap Kabid Penataan dan Pentaatan Lingkungan Hidup DLH Parigi Moutong, Muhammad Idrus, kepada EquatorNews, belum lama ini.

Informasi terbaru yang berhasil dihimpun, beberapa hari lalu dilaporkan sejumlah alat berat jenis escavator, kembali dimobilisasi naik ke lokasi PETI di Desa Karya Mandiri Kecamatan Ongka Malino, beberapa hari lalu.

” Dorang sempat berenti sekitar satu minggu lalu, tapi so mulai operasi ulang lagi,” ujar salah seorang sumber warga Desa Ongka, yang berbicara dengan syarat anonim, dengan alasan keselamatan dirinya.

Menurut nara sumber itu, kegiatan PETI di Karya Mandiri diduga didanai oleh WNI keturunan asal Provinsi Gorontalo berinisial “A”, dengan menggunakan “peluncur” seorang warga lokal berinisial R.

Sebagaimana diketahui, tiga orang anleg Provinsi Sulteng asal Dapil Parigi Moutong, diantaranya, Yusup SP (GOLKAR), Suardi (DEMOKRAT), Hartati (NASDEM), sempat menyuarakan keprihatinan mereka atas aktivitas PETI di Parigi Moutong melalui media massa.

Ketiganya mengancam akan melaporkan aktivitas PETI tersebut, ke Presiden Prabowo Subianto, jika tidak segera dihentikan, karena dianggap bertentangan dengan Program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

FAYRUZ

Bagika Berita :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *