Manajemen Bencana, BPBD Launcing Aplikasi SIBIMO

MY Towanda

PARIGI, EQUATORNEWS – Dalam tiga tahun belakangan ini, beberapa kejadian bencana terjadi di Indonesia khususnya Kabupaten Parigi Moutong, mulai dari bencana banjir, gempa, kebakaran, pohon tumbang, angin puting beliung sampai nelayan yang hilang saat melaut, yang semuanya memakan korban baik jiwa dan materi yang tidak sedikit.

Hal itu disampaikan oleh Sekretaris BPBD Kabupaten Parigi Moutong, Rifai ST, saat menyampaikan laporannya pada Launching Aplikasi SIBIMO di ruang rapat lantai 2 kantor bupati, sebagaimana press release yang dikirimlan oleh Bagian Forkopim Setda Parigi Moutong.

Rivai mengatakan,
yang menjadi permasalahan saat terjadi bencana, sering terjadi kesimpang siuran informasi dari jumlah korban sampai dengan jenis dan banyaknya kerusakan yang ditimbulkan, yang akan berimplikasi pada ketepatan penanganan terhadap bencana tersebut, pada saat pasca bencana pun yaitu pada saat rehabilitasi/rekontruksi bencana, informasi sering tidak terbuka, yang berakibat keragu raguan dalam penanganan fisik terhadap lokasi bencana.

Berangkat pada masalah tersebut, diperlukan terobosan suatu system informasi kebencanaan yang cepat lengkap dan akurat.

“Olehnya kami dari BPBD melauncing Aplikasi yang kami namakan Sistim Informasi Kebencanaan Kabupaten Parigi Moutong atau yang disingkat SIBIMO” jelas Rifai.

Rifai nenambahkan tujuan pembuatan aplikasi ini ialah terfalidasinya data data kebencanaan yang masuk dari instansi dan organisasi lainnya, terjalinnya koordinasi yang baik  antar instansi/organisasi dan relawan dilapangan, tersusunya database kejadian bencana tahun 2020 sampai dengan tahun 2021 serta tersusunya petunjuk tekhnis system informasi bencana.

Sementara itu Sekretaris Daerah Kabupaten Parigi Moutong, Zulfinasran SSTP MAP, saat membuka kegiatan tersebut mengatakan, sangat menyambut baik dengan adanya inovasi sistem informasi kebencanaan kabupaten Parigi Moutong atau yang disingkat SIBIMO.

Menurutnya, aplikasi ini sebagai salah satu terobosan dalam pemberian informasi kebencanaan kepada pemerintah, stake holder terkait, maupun informasi yang cepat dan akurat kepada masyarakat luas dalam setiap kejadian bencana, informasi awal sangat menentukan keberhasilan penanggulangan bencana.

Sedangkan terhambatnya arus informasi dilokasi bencana dapat menyebabkan data korban menjadi simpang siur, informasi kebutuhan pengungsi menjadi tidak jelas, tindakan medis terhadap para korban menjadi terlambat dan penyaluran bantuan menjadi tidak teratur, sehingga sistem informasi kebencanaan daerah, menjadi hal yang sangat mutlak harus kita lakukan guna meminimalisir hal-hal yang kita tidak ingatkan akibat dari terjadinya bencana.

“Untuk itu, saya berharap kedepan dengan adanya aplikasi sistem informasi bencana Parigi Moutong, kesimpang siuran informasi tentang bencana tidak terjadi lagi dan kecepatan dan ketepan informasi bencana juga akan semakin baik, serta koordinasi antar stakeholder dalam penanggulangan bencana juga akan semakin terjalin dengan baik” tandas Zulfinasran.

MY TOWANDA

Bagika Berita :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *