Produksi Perikanan “Terjun Bebas”, Penyuluh KKP Kecam Aktivitas PETI di Parigi Moutong

Fayruz
Ir Muhammadong Makmun, Koordinator Penyuluh KKP di Parigi Moutong. (Foto : Ist)

PARIGI, EQUATORNEWS – Aktivitas Pertambangan Tanpa Izin di beberapa titik di Kabupaten Parigi Moutong, disinyalir sebagai biang kerok utama menurunnya produksi perikanan di kabupaten yang menguasai dua pertiga wilayah Teluk Tomini itu.

Adalah Muhammadong Makmun, Koordinator Penyuluh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Parigi Moutong, kepada wartawan di Parigi, Jumat (14/2/2025), mengungkapkan kekesalannya, terkait aktivitas PETI yang dikatakannya, sangat mempengaruhi besaran produksi nelayan tambak , maupun nelayan tangkap.

Diuraikan Madong, sapaan akrabnya, aliran sungai yang bercampur lumpur akibat PETI, berdampak pada usaha tambak yang berada di sekitar muara sungai. Bukan itu saja, aliran lumpur sungai yang berlebihan, dapat merusak habitat hutan mangrove, padang lamun, dan terumbu karang, yang menjadi habitat ikan, udang, dan bahkan ikan duyung (sapi laut – red).

” Fenomena ini, bisa kita lihat dari beberapa kecamatan yang terdapat aktivitas PETI ,” ungkap Madong.

Madong juga mengakui, jika pihaknya sudah beberapa kali menerima keluhan dari sejumlah nelayan tangkap, dan pelaku budidaya tambak, yang terdampak akibat aktivitas PETI.

” Kami mengharapkan ada solusi dari sejumlah pemangku kepentingan, untuk menghentikan aktivitas PETI ini,” tandas Madong.

Diketahui, berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Parigi Moutong, saat ini aktivitas PETI masih berlangsung di Desa Silutung Kecamatan Tinombo Selatan, Desa Karya Mandiri Kecamatan Ongka, Desa Tirta Nagaya Kecamatan Bolano Lambunu, dab Taopa Utara Kecamatan Taopa, dan Desa Sijoli Kecamatan Moutong.

FAYRUZ

Bagika Berita :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *