PARIGI, EQUATORNEWS – Salahsatu praktisi hukum di Parigi Moutong, Hasbar Alwi, berharap Gubernur H Rusdy Mastura, tak melakukan tebang pilih dalam mengevaluasi kinerja sejumlah Penjabat (Pj) Kepala Daerah di Sulawesi Tengah.
Hasbar Alwi, menilai nama Richard Arnaldo yang menjabat Pj Bupati Parigi Moutong, semestinya juga masuk dalam daftar evaluasi tersebut, karena dianggap memiliki keterkaitan emosional dengan sejumlah politisi yang akan terlibat, dalam agenda politik di daerah setempat.
“Contohnya, dalam konteks Pemilu pada Februari 2024. Saat itu, kedua orang tua Pj Bupati Parimo ikut mencalonkan sebagai anggota legislatif,” ungkap Hasbar, di Parigi, Jum’at, 7 Juni 2024.
Ia menduga, Richard Arnaldo yang secara emosional merupakan anak kandung dari kedua politisi tersebut, memberikan bantuan ke Longki Djanggola sebagai Caleg DPR RI, dan Hj Zalzulmida A Djanggola yang nyaleg di DPRD Provinsi Sulawesi Tengah, Daerah Pilihan (Dapil) Kabupaten Parigi Moutong.
Olehnya, untuk menghindari resistensi politik pada Pilkada yang diagendakan serentak pada 27 November 2024, Gubernur Sulawesi Tengah harus mengevaluasi Pj Bupati Richard Arnaldo.
Apalagi, beredar informasi paman dari Pj Bupati Parimo akan maju dalam kontestasi Pilkada Parigi Moutong.
“Kemudian Pilkada dekat mata. Kalau misalnya pak Badrun Nggai juga maju pada Pilkada. Ini kan paman dari Pj Bupati Parigi Moutong,” imbuhnya.
Hasbar menyarankan Gubernur Sulawesi Tengah menunjuk Pj Bupati Parigi Moutong yang tidak berafiliasi dengan keluarga politisi atau parpol tertentu, netral alias tidak memiliki kepentingan politik praktis.
Harapannya, agar bisa menjalankan roda pemerintahan dengan baik hingga terpilihnya bupati yang baru.
“Harusnya Gubernur menempatkan Pj Bupati yang netral, sehingga bisa menjalankan tugas di masa transisi kepemimpinan di Kabupaten Parigi Moutong,” tukasnya.
Menanggapi ini, Pj Bupati Parigi Moutong, Richard Arnaldo mengaku tidak khawatir, bila kinerjanya akan dievaluasi, baik Menteri Dalam Negeri, Gubernur dan DPRD.
Tak terlepas, kata dia, mengenai dugaan keterlibatannya melakukan politik praktis di Pemilu 2024.
“Tergantung yang melakukan evaluasi. Pada dasarnya, saya menerima apapun haslinya. Bisa dilihat dengan kondisi kemarin (Pemilu 2024), apakah memang saya ada keberpihakan atau tidak,” kata Richard, ditemui usai rapat paripurna di Gedung DPRD, Senin, 10 Juni 2024.
Richard pun menghargai pandangan dan argumentasi pihak-pihak yang menganggapnya tidak netral.
Bahkan, ia mendorong agar para pihak melaporkan dugaan tersebut ke lembaga yang berwenang melakukan evaluasi beserta bukti-bukti.
“Itu argumen dari masing-masing orang. Terserah, kalau memang orang itu berpikir demikian (berpihak), jika ada bukti-bukti terkait, silahkan dilaporkan kepda lembaga-lembaga yang melakukan evaluasi, misalnya DPRD, Gubernur, dan Mendagri,” tandasnya .
FAYRUZ