Akibat PETI di Lambunu , Gelar Parigi Moutong Sebagai Lumbung Beras Terancam Hilang

Fayruz
Sodik Hamzah, Camat Bolano Lambinu.(Foto : fb Sodik Hamzah)

PARIGI, EQUATORNEWS – Sedikitnya 6000 hektar tanaman padi yang tersebar di Kecamatan Bolano dan Bolano Lambunu, Kabupaten Parigi Moutong , Sulawesi Tengah terancam gagal panen, yang diduga akibat ulah dari kegiatan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah itu.

Limbah lumpur dari kegiatan PETI ini, telah mengakibatkan air irigasi di Desa Tirtanagaya, Kecamatan Bolano Lambunu yang menjadi sumber pangairan bagi areal persawahan warga setempat tercemar, berubah warna menjadi kemerah-merahan.

“Kami akan menghadap pimpinan, melaporkan dampak pencemaran lingkungan akibat pertambangan emas ilegal ini,” kata Camat Bolano Lambunu, Sodik Hamzah dihubungi oleh Novita Ramadan dari The Opini.id , Kamis, (16 Januari 2025).

Menurut Sodik sapaan akrbanya, Pemerintah Kecamatan Bolano Lambunu telah melakukan langkah antisipasi dengan cara mengundang pihak penambang, untuk mencari solusi bersama.
Karena para petani sawah mulai merasa khawatir dengan turunnya hasil produksi pertanian mereka, karena air irigasi yang tercemar limbah.

“Setiap diundang mereka tidak pernah datang. Padahal maksud kami, supaya air yang keruh jangan dibuang ke sungai, agar petani sawah tidak mengeluh,” jelasnya.Tambang ilegal ini, telah beroperasi sejak beberapa tahun terakhir. Sempat terhenti, namun kembali beroperasi dengan jumlah alat berat yang lebih banyak,” beber Sodik.

Bahkan kata Sodik, ancaman gagal panen yang dialami para petani sempat terjadi tiga tahun sebelumnya, disebabkan air irigasi tercemar limbah tambang ilegal itu.

“ Beberapa waktu lalu kegiatan mereka sempat berhenti, dengan hanya beberapa alat berat. Tapi sekarang, alat berat yang mereka gunakan sudah bertambah lagi. Penambang dari luar pakai alat berat. Ada penambang lokal, tapi hanya menambang secara manual,” ungkapnya.

Sodik berharap, dengan melaporkan persoalan ini ke kepada daerah, aktivitas pertambangan emas ilegal di wilayahnya dapat segera dihentikan.

Sehingga, pihaknya dapat mendukung program nasional swasembada pangan, dengan hasil produksi pertanian yang meningkat dari Kecamatan Bolano Lambunu.

“ Walaupun ketersediaan pupuk lancar, tapi air irigasi tercemar mengaliri persawahan, ini akan mengurangi hasil produksi pertanian,” tutupnya.

FAYRUZ

Bagika Berita :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *