Mahasiswa UNTAD Study Penelitian Advokat Kesehatan di Parigi Moutong

MY Towanda
Wabup Parimo, H. Badrun Nggai, SE saat menerima kunjungan Mahasiswa UNTAD, di ruang kerjanya, Jum'at, 28 Oktober 2022. (Foto : Prokopim)

Parigi Moutong, EQUATORNEWS – Wakil Bupati Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, H Badrun Nggai, SE menerima kunjungan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako (UNTAD), di ruang kerjanya, Jum’at, 28 Oktober 2022.

“Kedatang kami sebenarnya memenuhi tugas kuliah terkait advokasi kesehatan. Judul dari advokasi tersebut, pencegahan pernikahan usia dini, dan ingin memberikan beberapa rekomendasi terkait hal itu,” ungkap Ketua Tim Mahasiswa Fakultas Kesehatan UNTAD, Nadiyah Sidiqah Ponto, di Parigi, Jum’at.

Dia mengatakan, rekomendasi pertama yang diberikan pertama, yakni mengedukasikan masyarakat tentang pendewasaan pada usia perkawinan anak, dan informasi kesehatan reproduksi.

Menurutnya, penting diberikan pemahaman tentang kualitas usia secara matang, baik dari segi psikologi, mental serta keadaan biologis. Sebab, hal itu akan berperan besar kepada tingkat reproduksi.

“Advokasi ini telah dikemas dalam bentuk analisa study. Sehingga dapat diaplikasikan melalui lembaga-lembaga pendidikan di daerah Parigi Moutong, dan sasarannya adalah siswa dan guru serta lingkungan sekolah,” kata dia.

Sementara itu, Wakil Bupati Parigi Moutong, Badrun Nggai menegaskan, upaya pencehagahan terhadap pernikahan usia dini telah dilakukan Pemerintah Daerah Parigi Moutong, melalui kegiatan sosialisasi.

Dia mengakui, upaya pencegahaannya pernikahan di usia dini, memang tidak hanya dilakukan Pemda saja. Tetapi, harus disertai peran aktif dari orang tua.

“Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak merupakan instansi teknis yang telah melakukan berbagai upaya, termaksud bekerjasama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat UNTAD sebagai tim ahli untuk penurunan Stunting,” ujarnya.

Pemda Parigi Moutong telah meluncurkan program pencegahan, yakni Bro Kamu Penting dan mengikutsertakan kelompok pemuda serta remaja sebagai agen pembaharuan ditengah kehidupan sosial masyarakat.

Hal itu, untuk mensukseskan penurunan angka Stunting dan pencegahan pernikahan usia dini. Sehingga, program ini dapat membawa perubahan yang signifikan terhadap perubahan budaya.

“Mengingat hubungan dan korelasi yang dibangun, adalah menemukan formulasi yang mampu membangun frekuensi yang sama ditengah kelompok pemuda dan remaja dengan melihat karakter masing-masing wilayah sasaran,” paparnya.

Menurut dia, dengan adanya pengkajian secara menyeluruh melibatkan berbagai aspek, antara lain budaya, ekonomi, serta geografis, akan memudahkan Pemda dalam mengambil satu kebijakan dan penyelesaian masalah dengan menguatkan regulasi, serta pemantapan program.

Bagian Prokopim Setda Parigi Moutong

Bagika Berita :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *